KETERAMPILAN BAHASA SEBAGAI ALAT MENYUARAKAN ASPIRASI DALAM KONFERENSI PEMUDA

KETERAMPILAN BAHASA SEBAGAI ALAT MENYUARAKAN ASPIRASI DALAM KONFERENSI PEMUDA

“Utamakan Bahasa Indonesia, Kuasai Bahasa Asing, Lestarikan Bahasa Daerah”
-Slogan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa-


Merujuk pada slogan tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa kita memerlukan keterampilan dalam berbahasa, baik bahasa daerah, bahasa nasional, maupun bahasa asing. Penguasaan berbagai bahasa diperlukan karena tidak semua orang memiliki bahasa yang sama. Indonesia negara multilingual. Tidak memungkinkan jika seluruh rakyat Indonesia harus menguasai semua bahasa daerah yang terdapat di Indonesia. Oleh karena itu negara menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional untuk melakukan komunikasi antardaerah. Walaupun telah ditetapkan bahasa nasional, tidak memungkinkan seluruh rakyat Indonesia dapat berbahasa Indonesia, terutama daerah pedalaman yang sangat sulit mendapatkan akses informasi. Daerah yang sudah memiliki akses informasi yang baikpun, tidak memungkinkan dapat berbahasa Indonesia dengan baik dikarenakan menurut (Fernandez) bagi kebanyakan warga masyarakat yang mengenal bahasa daerahnya sebagai bahasa pertama atau bahasa ibu, bahasa Indonesia jelas merupakan bahasa kedua. Sehingga penguasaan bahasa Indonesia rata-rata kurang memadai. Kendala yang mendasarinya ialah karena masih ada pilihan untuk berbahasa ibunya, selain berbahasa Indonesia. 

Begitu pula dengan bahasa Inggris yang sudah ditetapkan sebagai bahasa internasional. Perlunya bahasa internasional dikarenakan setiap negara mempunyai bahasa masing-masing. Walaupun sudah ditetapkan sebagai bahasa internasional masih saja terdapat beberapa negara yang kurang terampil dalam berbahasa Inggris, dikarenakan bahasa Inggris bukan bahasa resmi negara mereka. Seperti halnya di Indonesia, tidak semua orang di Indonesia terampil dalam berbahasa Inggris, walaupun pada sekolah menengah pertama bahasa Inggris merupakan mata pelajaran wajib.

Walaupun demikian, keterampilan bahasa perlu dikuasai oleh semua warga negara terutama oleh kaum pemuda. Generasi Y dan Z kini seharusnya dengan kecanggihan akses informasi yang ada tidak hanya terampil dalam berbahasa Indonesia. Melainkan juga, terampil dalam berbahasa Inggris. Perlunya generasi muda memiliki keterampilan dalam berbahasa ialah untuk menyampaikan aspirasinya guna membangun negara Indonesia lebih maju. Terkadang seseorang mempunyai ide atau aspirasi yang luar biasa, tetapi dikarenakan ketidakmampuannya dalam menyampaikan aspirasi dengan baik maka aspirasi tersebut tidak dapat direalisasikan. Karena menurut (Mulyana) bahasa merupakan sebuah sarana untuk berkomunikasi yang memungkinkan kita dapat mempengaruhi mereka untuk mencapai tujuan kita. Melalui bahasa kita dapat mengendalikan orang-orang disekitar kita. Kita juga menggunakan bahasa untuk memperoleh dukungan atau persetujuan dari orang lain atas pendapat kita. 

Aspirasi atau pendapat emas pemuda dapat dikeluarkan melalui konferensi pemuda sebagai salah satu wujud kebebasan dalam berpendapat. Kebebasan berpendapat merupakan suatu hal yang sangat istimewa bagi manusia karena dapat bebas mengeluarkan aspirasi yang terdapat dalam pikirannya tanpa pengekangan ataupun paksaan. Kebebasan berpendapat termasuk dalam Hak Asasi Manusia yang diakui oleh Negara Indonesia dan telah di atur dalam Undang-Undang Dasar Pasal 28 1945 setelah Amandemen “Kemerdekaan berserikat, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-Undang”.

Konferensi pemuda perlu dilakukan guna mendapatkan pemikiran yang luar biasa dari pemuda. Pemuda-pemudi merupakan motorik suatu bangsa atau negara bahkan dunia. Keadaan suatu bangsa kedepannya tergantung pemuda-pemudi membawanya. Hal ini terbukti pada saat Kongres Pemuda kedua pada tanggal 28 Oktober 1928, dalam keputusan kongresnya para pemuda telah berhasil menyatukan Bangsa Indonesia melalui “Sumpah Pemuda”. Tidak hanya itu, para pemuda Indonesia juga telah memberikan pengaruh kepada negara Indonesia dalam pergantian pemerintahan Orde Baru ke Reformasi. Itu semua merupakan bukti sejarah bahwa pemuda-pemudi memiliki peranan penting dalam membangun bangsa kearah lebih baik.

Konferensi banyak sekali diadakan baik antarkota atau provinsi (nasional), maupun antarnegara (internasional). Dalam konferensi tersebut dihadiri oleh pemuda-pemudi yang mempunyai bahasa berbeda-beda. Salah satu contoh konferensi antarkota atau provinsi yaitu Storia Conferenza (Konferensi Nasional) yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Departemen Ilmu Sejarah Universitas Airlangga. Adapun contoh konferensi antar negara yaitu International Leaders Model United National (ILMUN). Dalam konferensi ini menyongsong para pemuda untuk mengeluarkan pendapat emasnya ke khalayak. 

Perlunya para pemuda-pemudi memiliki keterampilan bahasa dalam konferensi pemuda, dikarenakan tidak semua para pemuda-pemudi dalam kesehariannya menggunakan bahasa yang sama. Konferensi pemuda dihadiri oleh pemuda-pemudi yang mempunyai bahasa yang berbeda. Aspirasi para pemuda-pemudi disampaikan menggunakan bahasa yang telah disepakati dalam konferensi. Tidak semua para pemuda-pemudi dapat mengikuti sebuah konferensi. Penyelenggara tentunya membuat persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon pemuda yang mengikuti konferensi. Dalam hal ini, persyaratan tersebut selain pendapat emas mereka, keterampilan bahasa juga terkadang menjadi salah satu persyaratan. Keseragaman bahasa perlu dilakukan untuk menciptakan komunikasi yang efektif dalam konferensi. Konferensi yang dilaksanakan antarprovinsi, para pemuda memerlukan keterampilan berbahasa nasional (bahasa Indonesia), jika konferensi dilakukan dalam skala yang lebih besar (konferensi internasional), maka pemuda dalam konteks ini setidaknya perlu menguasai bahasa Inggris (sebagai bahasa internasional) guna terciptanya komunikasi yang efektif, akibat dari multilingual. 

Oleh karena itu, keterampilan bahasa perlu sekali dikuasai oleh para pemuda-pemudi dalam menyampaikan aspirasi luar biasanya di konferensi pemuda agar aspirasinya dapat terealisasikan untuk melakukan perubahan ke arah lebih baik bagi bangsa. Sehebat apapun apirasi, ide, atau pendapatnya, maka hal itu tidak akan pernah terealisasikan jika tidak terampil dalam berbahasa. Keikutsertaan pemuda dalam konferensi menunjukkan bahwa mereka telah mendapatkan hak nya dalam kebebasan menyuarakan pendapat.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyana, Deddy. Ilmu komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
Fernandez, Inyo Yos. Pembelajaran Bahasa Indonesia: Menuju Sebuah Pendekatan Yang Sesuai. Penyunt. Hasan Alwi dan Dendy Sugono. 2002: Yayasan Obor Indonesia, 1999.

Berikut ini merupakan sebuah opini saya yang pernah diikutsertakan dalam lomba Essay pada bulan November 2018.
"Begitu pentingnya pendidikan Bahasa"

Komentar